Parenting Skills dan TPPK SMP PGRI 1 Buduran Sentuh Hati Wali Murid
SIDOARJO – Parenting Skills dan Sosialisasi TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan) SMP PGRI 1 Buduran menyentuh hati orang tua/wali peserta didik (wali murid). Kegiatan two in one (dwi-tunggal) ini diharapkan dapat menanamkan dan menumbuhkan kesadaran orang tua/wali peserta didik untuk lebih peduli kepada kebutuhan dan perkembangan anaknya, serta bisa bersinergi dengan pihak sekolah.
Hadir pada kegiatan tersebut: Ketua Komite SMP PGRI 1 Buduran, Kharis Maftuqin, SE; Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd, Gr.; Wakasek dan Koordinator BK, Dra. Hj. Eva Wahyuda, M.Pd; Kaur Humas dan Ketua TPPK, Drs. Koesmoko; Kaur Kesiswaan, Siti Tri Mudayana; Kaur Sarpras, Erwin Novianto, S.Pd; Pembina OSIS, M. Agus Setiawan, S.Pd.
Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd, Gr. mengatakan, parenting skills kali ini bukan berarti menggurui orang tua/wali peserta didik. Sebab, rata-rata mereka sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman mendidik anaknya masing-masing, sesuai dengan kondisinya.
“Melalui google form, kami sudah mendapatkan data-data bagaimana testimoni anak-anak tentang kondisi keluarga mereka di rumah, termasuk perlakuan orang tuanya. Ketua Perwakilan Yayasan PGRI pernah menyampaikan bahwa sukses anak bukan hanya ditentukan oleh sekolah, tapi juga adanya peran orang tua (keluarga). Dengan demikian, anak memerlukan dukungan ekstra dari rumah supaya belajarnya nyaman, berupa perhatian. Hal ini untuk mengimbangi program sekolah yang sudah dilaksanakan secara berkala,”jelasnya saat memberikan sambutan di Aula Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran, Sabtu (28/9/2024).
Indrajayanti Ratnaningsih menyampaikan, kehadiran TPPK di sekolah merupakan upaya pemerintah untuk mencegah dan menangani tindak kekerasan. Apalagi menurut data, banyak anak di bawah umur dan remaja yang menjadi korban. Kekerasan ini pelakunya bukan hanya orang luar rumah atau sekolah, namun juga dilakukan oleh keluarga sendiri. Meliputi: kekerasan verbal, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual.
Ketua Komite SMP PGRI 1 Buduran, Kharis Maftuqin, SE mengatakan, betapa pentingnya peran TPPK di sekolah dalam rangka mencegah dan menangani tindak kekerasan. “Anak-anak korban bullying (perundungan) mengalami trauma yang sangat dan berkepanjangan. Memerlukan proses yang cukup lama untuk memulihkannya. Alhamdulillah, para guru SMP PGRI 1 Buduran sangat berkompeten dalam menanganinya. Namun, memerlukan sinergi yang baik antara orang tua dengan pihak sekolah, agar anak korban bullying bisa disembuhkan,”katanya.
Dalam kegiatan ini juga ditampilan pembacaan puisi berjudul “Rumahku”, yang bertema : harapan anak terhadap keluarganya. Dilanjut dengan tampilan seni teater berjudul “Tara dan Nara”, yang menceritakan perbedaan pola asuh dua keluarga. Mengusung pesan moral: kasih sayang dan perhatian orang tua lebih baik daripada sekadar memberi fasilitas.
Ketua TPPK SMP PGRI 1 Buduran, Drs. Koesmoko menyampaikan materi Sosialisasi TPPK. Dengan isi di antaranya: data tindak kekerasan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia); dasar hukum TPPK (Permendikbud No. 46 Tahun 2023 dan Permendikbud No. 49 Tahun 2023); tugas dan wewenang TPPK, serta bentuk-bentuk kekerasan dan bullying (perundungan).
Koordinator BK, Dra. Hj. Eva Wahyuda, M.Pd menyampaikan materi parenting skills. Isinya di antaranya: pola pengasuhan positif; hal-hal yang harus diketahui dan diperhatikan orang tua, serta data hasil isian google form tentang testimoni peserta didik. “Intinya, orang tua (keluarga) harus menyayangi anak dengan memberikan perhatian sesuai kebutuhannya. Untuk itu perlu kerja sama sekolah dan orang tua,”katanya.
(Koesmoko, Humas SMP PGRI 1 Buduran)
What's Your Reaction?