Pendekatan Design Thinking dalam Projek Kokurikuler sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka
Projek Kokurikuler
SMP Al Muslim merupakan sekolah penggerak angkatan I yang menerapkan kurikulum merdeka dengan mengintegrasikan kurikulum pengembangan yang merupakan ciri khas dari sekolah di bawah naungan yayasan Al Muslim. Sebagaimana kurikulum merdeka diterapkan, SMP Al Muslim juga menyusun struktur kurikulum yang di dalamnya memuat kegiatan kokurikuler. Kokurikuler berfokus pada pencapaian kompetensi sikap atau penguatan karakter, dimana dalam hal ini SMP Al Muslim menekankan pada aspek pencapaian profil lulusan yang terdiri dari “Six Profiles” yaitu Religious and Social, Personal Excellence, Living Health and Green, Critical and Creative Thinker, Managing and Collaboration serta Communication.
Kegiatan kokurikuler dilaksanakan dalam bentuk projek dengan mengusung tiga sampai empat tema dalam setiap tahunnya. Dalam penentuan tema dan topik, guru-guru di SMP Al Muslim selalu memperhatikan karakteristik baik siswa maupun lingkungan sekolah dengan budaya, habituasi dan program kegiatan yang berlangsung di SMP Al Muslim. Hal ini juga merupakan bagian dari proses belajar sepanjang hayat dalam rangka penguatan karakter yang memiliki kompetensi. Setiap target sikap pada tema dan topik projek yang dilaksanakan di SMP Al Muslim semuanya mengacu pada pencapaian profil lulusan. Mengingat pentingnya kegiatan kokurikuler ini, diperlukan suatu strategi pendekatan projek agar siswa memaknai tujuan yang akan dicapai selama proses projek berlangsung, dan tidak sekedar hasil akhir dalam bentuk produk atau aksi tanpa makna.
Design Thinking merupakan strategi pendekatan yang dilakukan pada projek kokurikuler yang dilaksanakan di SMP Al Muslim. Design Thinking adalah pendekatan berpikir kreatif yang digunakan untuk memecahkan masalah kompleks dan merancang solusi yang inovatif. Pendekatan ini menggabungkan elemen-elemen desain, empati, dan pemahaman mendalam untuk menciptakan solusi yang relevan dan efektif. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa mampu mengidentifikasi berbagai masalah yang ada di sekitarnya dan merumuskannya untuk menyusun suatu ide atau upaya penyelesaian nyata. Design thinking mengkolaborasikan tahap-tahap atau proses yang sistematis dan terencana sehingga menghasilkan perubahan perilaku atau sikap sesuai dengan kondisi yang diharapkan seperti halnya harapan dalam pelaksanaan projek kokurikuler.
Tahapan design thinking yang dilaksanakan di SMP Al Muslim sebagai strategi pendekatan pada projek kokurikuler meliputi:
1. Tahap emphatize.
Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan dan mendaftar permasalahan yang ada di sekitarnya. Kegiatan siswa pada tahap ini dilakukan dalam bentuk observasi atau kunjungan di wilayah yang akan dijadikan target projek, kemudian mencatat temuan masalah berdasarkan hasil observasi. Pada tahap ini diharapkan siswa mendapatkan pengalaman empatik dengan memposisikan diri sebagai bagian dari permasalahan. Output dari tahap ini yaitu temuan masalah di lapangan yang sesuai dengan tema dan topik projek.
2. Tahap Define.
Tahap ini merupakan hasil analisis atau identifikasi dari temuan masalah yang didapatkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, guru sebagai fasilitator projek dapat memberikan arahan (bukan mengambil alih pemikiran) sehingga siswa dapat merumuskan masalah spesifik yang sesuai dengan tema dan topik projek. Output dari tahap ini berupa rumusan masalah yang berorientasi pada siswa sebagai pelaku pemecahan masalah.
3. Tahap Ideate
Pada tahap ini fasilitator membimbing siswa untuk menyusun rancangan ide atau solusi baru sebagai alternative pemecahan masalah. Pada tahap ini, siswa perlu diajak untuk “Thinking out of the box” dan memberi keleluasaan dalam kreativitas ide atau solusi yang ditawarkan. Fasilitator tetap mengarahkan siswa agar kreativitas tetap berada dalam lingkup tema dan topik projek. Output dari tahap ini adalah ide solusi terbaik untuk memecahkan masalah.
4. Tahap Prototype
Hasil ide solusi pada tahap sebelumnya diwujudkan pada tahap prototype ini dengan membuat design atau rancangan produk atau aksi. Ini adalah fase eksperimental dan tujuannya adalah untuk mengidentifikasi solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi selama tiga tahap sebelumnya. Output dari tahap ini yaitu design prototype (produk, penelitian, aksi projek)
5. Tahap Test
Pengujian prototype untuk mendefinisikan kembali satu atau lebih masalah dan menginformasikan kepada pengguna tentang pemahaman fungsi, kondisi, aplikasi, bagaimana orang lain berpikir, berperilaku, merasakan, dan berempati. Output dari tahap ini berupa prototype yang sudah divalidasi dari hasil uji coba.
Pendekatan design thinking ini tidak hanya bisa diterapkan dalam skala tim kecil tetapi juga dalam skala yang besar seperti pemerintahan sebuah negara. Pendekatan design thinking membantu kita dalam proses bertanya, mengorientasikan masalah, menyusun asumsi, dan saling mengaitkan yang mengajak siswa dan guru untuk berpikir kritis dengan membuat reframing masalah yang berioentasi pada siswa untuk menciptakan banyak ide solusi permasalahan. Hal ini selaras dengan tujuan kurikulum merdeka yang ingin mewujudkan pembelajaran yang holistik, kontekstual, dan mampu menggali potensi terbesar dari siswa dan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri.
(*DM, Wakakur SMP Al Muslim)
What's Your Reaction?