Menjalani Ujian Praktik sambil belajar Manasik Haji di SMP Negeri 1 Waru

Ibadah haji merupakan Rukun Islam yang terakhir dari lima Rukun Islam. Rukun Islam terdiri mengucapkan kalimat syahadat, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa ramadhan, menjalankan ibadah haji bagi yang mampu. Seorang muslim yang telah tuntas menunaikan ibadah haji, maka dia telah sempurna menjalankan seluruh pilar yang menjadi pondasi utama dalam Islam. Ibadah haji dilaksanakan sekali dalam setahun, dilaksanakan pada bulan-bulan haji yakni Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah.
Ibadah haji tentu memiliki rangkaian yang harus dilaksanakan, seperti adanya rukun pada ibadah-ibadah yang lain. Rukun haji terdiri dari ihram, wukuf di arafah, thawaf ifadah, sa’i, tahallul, dan tertib. Rukun haji apabila ditinggalkan, maka harus membayar dam dan hajinya menjadi tidak sah. Selain rukun haji, ada rangkaian lain yang perlu dilaksanakan, yaitu wajib haji. Wajib haji terdiri dari ihram dari miqat, mabit (bermalam) di Muzdalifah, mabit di Mina, melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah, serta thawaf wada’ (bagi yang akan meninggalkan Mekkah). Wajib haji apabila ditinggalkan, hajinya tetap sah, namun harus membayar.
Serangkaian rukun dan wajib haji yang dilaksanakan di Arab Saudi, tentu harus sudah dipahami oleh para jama’ah haji. Setelah calon jamaah haji dipastikan akan berangkat di tahun ini, maka mereka akan mendapatkan undangan untuk melaksanakan manasik haji. Manasik haji adalah latihan atau simulasi ibadah haji yang dilakukan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Latihan ini bertujuan untuk membekali calon jamaah haji dengan pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan ibadah haji dengan benar. Setelah dilaksanakannya ibadah haji, maka Rukun Islam telah disempurnakan.
Membahas tentang penyempurnaan, setiap siswa di akhir jenjang sekolah pasti melaksanakan ujian. Ada ujian tulis dan juga ujian praktik. Ketika siswa telah menyelesaikan seluruh ujian baik yang tulis maupun praktik, maka dia bisa dianggap telah menyempurnakan tanggung jawabnya di kelas akhir sekolah. Selaras dengan hal tersebut, siswa siswi kelas 9 SMP Negeri 1 Waru pada hari Rabu 30 April 2025 melaksanakan ujian praktik manasik haji untuk menyempurnakan tanggung jawab ujian mereka.
Pada mulanya, siswa siswi dikumpulkan di masjid sekolah pada hari Selasa 29 April 2025 untuk mendapatkan pengarahan terkait tata cara manasik. Siswa diperlihatkan slide yang berisi doa-doa haji untuk dipelajari dan dibaca bersama-sama. Guru PAI juga mengajarkan alur dan tata cara praktik manasik haji serta mengajarkan tata cara menggunakan pakaian ihram. Akhirnya, pada hari Rabu 30 April 2025, siswa melaksanakan praktik manasik haji. Pada mulanya siswa siswi dikumpulkan di masjid untuk mendapatkan pengarahan terkait alur manasik haji.
Sehingga dimulailah rangkaian dengan ihram dari miqatnya, miqatnya ialah di masjid sekolah. Kemudian, siswa menuju ke gerbang sekolah yang sudah ditandai dengan tulisan Mina. Kemudian siswa menuju ke arah ring basket yang ada di lapangan basket. Ring basket tersebut sudah ditandai dengan tulisan Arafah, sehingga siswa melaksanakan wukuf disini. Setelah selesai wukuf, siswa diajak menuju ke Muzdalifah yang lokasinya adalah lorong kelas delapan untuk mabit (bermalam) sambil mengumpulkan batu untuk lempar jumroh. Pada kesempatan ini batu diganti dengan biji jagung mentah, agar lebih aman ketika dilemparkan. Setelah mereka melalui muzdalifah, mereka menuju jamarat untuk melaksanakan lontar jumroh. Lokasinya adalah di mading sekolah. Setelah selesai melempar jumroh, siswa diarahkan untuk thawaf di lapangan yang berada di tengah sekolah. Disana telah disedikan replika ka’bah. Seusai thawaf, mereka diajak untuk meminum air zam-zam yang telah disedikan disekitar lapangan. Ketika sudah minum, mereka melanjutkan sa’i yang lokasinya berada di halaman depan kelas 9. Setelah melaksanakan sa’i, mereka diarahkan untuk melaksanakan tahallul, dan berakhirlah rangakaian manasik haji.
Praktik manasik haji ini menjadi ujian praktik untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Baca Tulis al-Quran (BTQ). PAI dinilai dari segi pelaksanaan manasiknya dan BTQ dinilai dari cara pengucapan doa-doa yang dibaca ketika manasik haji. Adanya praktik manasik haji ini juga menjadi penyempurna untuk ujian-ujian yang dilaksanakan bagi siswa siswi yang hendak lulus pada tahun ini. Siswa siswi yang sudah melaksanakan ujian praktik ini juga diharapkan semakin memahami tata cara ibadah haji serta memahami esensi dari ibadah haji itu sendiri.
What's Your Reaction?






